in ,

11 Juta Warga Wuhan di China Bakal Dites COVID-19 Pasca Muncul Kasus Baru

Kasus-kasus baru COVID-19 telah mulai muncul di Wuhan dan kluster-kluster baru telah terdeteksi setelah satu bulan lockdown dicabut!

CakapCakapCakap People! Jika kita mendengar nama Kota Wuhan, mungkin yang ada di benak banyak orang mengenalnya sebagai tempat di mana wabah pandemi COVID-19 awalnya diketahui, yang kini telah menguasai dunia. Wuhan adalah episentrum virus corona dan di sinilah semuanya bermula.

Setelah 76 hari di bawah status lockdown yang diterapkan oleh pemerintah China, Kota Wuhan yang merupakan ibu kota dari provinsi Hubei ini berhasil mengendalikan wabah dan warga akhirnya bisa kembali melakukan rutinitas normal mereka setelah lockdown diakhiri pada bulan April lalu.

Orang-orang terlihat memakai masker wajah terlihat di area pusat perbelanjaan setelah locdown dibuka di Wuhan pada 14 April 2020. [Foto: REUTERS / Aly Song]

Namun, kasus-kasus baru COVID-19 telah mulai muncul di Wuhan dan kluster-kluster baru telah terdeteksi setelah satu bulan lockdown dicabut, Channel News Asia melaporkan. Lima kasus baru telah dicatat baru-baru ini, yang semuanya berasal dari kompleks perumahan yang sama, di antara banyak kasus lainnya.

Karena kekhawatiran akan gelombang kedua atau kebangkitan virus yang lebih luas, Wuhan berencana untuk menguji setiap orang dalam populasi Wuhan, yang totalnya mencapai 11 juta orang!

Pada hari Selasa, 12 Mei 2020, pejabat tiap distrik telah diperintahkan untuk mengirimkan rincian rencana pengetesan COVID-19. Mereka akan melakukan tes dengan menggunakan metode asam nukleat bagi seluruh warga Wuhan dalam 10 hari, Telegraph melaporkan.

“Setiap distrik harus membuat rencana dan pengaturan untuk melakukan tes asam nukleat pada seluruh populasi di wilayah hukumnya dalam batas waktu 10 hari,” kata pemberitahuan itu tanpa menjelaskan kapan pengujian akan dimulai.

Seorang petugas yang mengenakan masker wajah memeriksa suhu penumpang setelah kedatangan mereka di stasiun kereta api Hankou di Wuhan. [Foto: AFP]

Namun, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Wu Zunyou, mengatakan bahwa tidak setiap orang di Wuhan perlu diuji tetapi skrining skala besar harus fokus pada “pekerjaan utama” dan kriteria lainnya.

“Lingkungan tanpa kasus tidak perlu menyaring setiap orang,” kata Wu.

Menurut perhitungan yang ditunjukkan berdasarkan laporan dari otoritas kesehatan, Wuhan rata-rata telah melakukan sekitar 47.000 tes asam nukleat setiap hari sejak status lockdown dicabut, Reuters melaporkan.

Kasus-kasus baru yang dikonfirmasi yang dilaporkan di China sejak April adalah rendah dibandingkan pada bulan Februari dengan ribuan kasus baru setiap hari. Keberhasilan itu disebutkan berkat skrining yang dilakukan oleh pemerintah, pengujian dan karantina nasional atau lockdown.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Meski Sehat, Kacang-Kacangan Bisa Berdampak Buruk jika Terlalu Banyak Dikonsumsi, Loh!

Twitter Izinkan Karyawan Mereka Bekerja dari Rumah Secara Permanen